28 C
Sidoarjo
BerandaJatimWaspadai La Nina Bisa Picu Longsor Hinggar Banjir Bandang

Waspadai La Nina Bisa Picu Longsor Hinggar Banjir Bandang

Dwikorita Karnawati Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, serta Geofisika (BMKG), mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai La Nina pada musim hujan mendatang karena dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti longsor, banjir, serta banjir bandang.

Dwikorita pada Kamis (15/10/2020), mengatakan mulai bulan Oktober ini La Nina dampaknya mengakibatkan peningkatan curah hujan di hampir seluruh wilayah Indonesia, terutama Indonesia bagian tengah serta utara.

“La nina berasal dari Samudera Pasifik akibat suhu muka air laut Samudera Pasifik mengalami anomali, yaitu lebih dingin hampir mendekati minus 1 derajat sementara suhu di Kepulauan Indonesia lebih hangat,” katanya Setelah menutup Sekolah Lapang Iklim Operasional di Kabupaten Temanggung.

Ia menuturkan perbedaan suhu itu mengakibatkan terjadinya pergerakan aliran masa udara basah dari Samudera Pasifik bergerak menuju kepulauan Indonesia, dampaknya termasuk di Pulau Jawa ini juga terkena.

“Pada saat La Nina terjadi peningkatan curah hujan dari 20 sampai 40 persen di atas normalnya, itu secara umum, Jawa juga kena, kecuali Sumatera yang tidak terkena,” katanya seperti yang dilansir Antara.

Ia menyampaikan potensi La Nina yang berdampak pada peningkatan curah hujan mencapai 20-40 persen di Jateng, terutama wilayah selatan yakni Cilacap, Purworejo, Kebumen, kemudian di bagian utara timur seperti Demak.

“Wilayah Wonosobo serta Banjarnegara juga terkena tetapi Temanggung 0 persen. Banjarnegara serta Wonosobo kena 20 persen itu kelebihannya terhadap curah hujan normal dalam satu bulan,” katanya.

Ia menyampaikan meskipun Temanggung tidak terkena La Nina kondisi normal pun kondisi curah hujan sudah tinggi.

“Perlu kami sampaikan puncak La Nina diperkirakan pada Desember, Januari, serta Februari mendatang, tetapi puncak musim hujan Januari, Februari,” katanya.

Oleh karena itu, katanya yang dikhawatirkan ialah dampak hujan tersebut terhadap produksi atau komoditas pertanian serta perkebunan sehingga sekolah lapang iklim ini meskipun ditutup hari ini, diharapkan masih ada komunikasi serta pembelajaran lebih lanjut.(ant/tin)

Sumber »

Komentar

0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments

Trending

Jangan lewatkan

0
Punya ide, saran atau kritik? Silakan berkomentar.x
()
x