32 C
Sidoarjo
BerandaNasionalPakar: Atur asupan gizi dengan hindari makanan berlemak saat bekerja #infoMenarik

Pakar: Atur asupan gizi dengan hindari makanan berlemak saat bekerja #infoMenarik


Jakarta (PortalSidoarjo.com) – Pakar Gizi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Fitri Hudayani menyatakan masyarakat dapat mengatur asupan gizi seimbang saat bekerja atau beraktivitas di luar rumah dengan menghindari makanan yang dominan mengandung lemak.”Jika sudah mengonsumsi makanan tradisional yang mengandung santan, maka makanan lain yang harus dipilih untuk kita konsumsi ialah makanan yang tidak digoreng atau juga bersantan,” kata Fitri Hudayani pada PortalSidoarjo.com di Jakarta, Senin.

Fitri menuturkan seringkali masyarakat yang tidak membawa bekal, membeli makanan yang tinggi lemak serta karbohidrat di sela waktu istirahat beraktivitas. Padahal, makanan tersebut mengandung minyak, santan, kelapa, tepung atau umbi-umbian dalam bahan olahannya.

Salah satu jenis makanan yang mengandung banyak lemak ialah makanan tradisional berupa rendang serta sayur lodeh. Memakan hidangan itu dalam jumlah banyak dikhawatirkan dapat menyebabkan asupan energi dalam tubuh menjadi berlebihan.

Baca juga :  Berburu sate ayam serta bakso Indonesia di Doha Qatar #infoMenarik

Maka dari itu, lanjut dia, konsumsi makanan yang berlemak sebaiknya tidak dilakukan dalam jumlah yang berlebihan atau secukupnya saja. Kalaupun ingin memakan makanan berlemak, Fitri menyarankan masyarakat untuk menambah lauk lain yang mengandung serat serta rendah energi.

Ia juga mengingatkan jika asupan gizi seseorang berbeda-beda untuk tiap individu tergantung usia, jenis kelamin serta aktivitas fisik yang dijalaninya.

“Misalnya pada orang dewasa semakin bertambah usia, maka ada pengurangan kebutuhan energi. Hal ini disebabkan adanya proses perlambatan metabolisme, laki-laki dewasa membutuhkan energi yang lebih tinggi dibandingkan perempuan,” katanya.

Hal lain yang harus diperhatikan yakni semakin aktif seseorang bergerak dalam kegiatan sehari-hari, maka tubuh akan membutuhkan energi lebih tinggi dibandingkan orang dewasa yang hanya duduk saat melakukan aktivitas pekerjaan.

Baca juga :  Rumah Atsiri Indonesia kembangkan medsos bidik kalangan berbagai usia #infoMenarik

Setelah memahami dampak dari membeli makanan yang tidak sehat, Fitri menjelaskan cara untuk mengetahui apakah makanan yang dikonsumsi sudah sesuai dengan kebutuhan yaitu dengan mengukur berat badan minimal tujuh hari sekali, guna memastikan berat badan tetap dalam batas normal.

“Kita upayakan indeks massa tubuh kita dalam nilai normal yaitu antara 18,5 hingga 23 kg/m2,” ucapnya.

Sedangkan untuk jaga berat badan tubuh tetap normal sembari berkegiatan, masyarakat dianjurkan jaga asupan gizi seimbangnya sesuai dengan kebutuhan yang berasal dari karbohidrat.

Takarannya ialah kurang lebih 60 persen dari kebutuhan energi yang berasal dari makanan pokok, misalnya nasi atau kelompok penukarnya, sayur serta buah-buahan. Adapun 25 persen energi lainnya berasal dari lemak serta 15 persen dari sumber protein hewani seperti daging, ikan serta telur.

Baca juga :  Memiliki lemak perut di usia paruh baya berisiko Alzheimer #infoMenarik

“Dianjurkan lemak bukan berasal dari sumber lemak jenuh. Misalnya jeroan, kulit gorengan sebagai makanan selingan,” katanya.

Fitri mengatakan protein hewani juga dapat pula diganti dengan kacang-kacangan yang telah diolah berupa tahu serta tempe yang dikonsumsi sebagai lauk pauk.

“Komposisi di atas dapat diterjemahkan ke dalam susunan makanan sehari-hari, baik yang dikonsumsi di rumah maupun yang disiapkan untuk bekal saat beraktivitas di luar rumah. Begitu juga dengan makanan yang kita beli di luar. Sebaiknya memilih makanan yang memang sehat serta tidak memberikan risiko kelebihan asupan,” ujar Fitri.

Sumber : Antaranews.com

Komentar

0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments

Trending

Jangan lewatkan

0
Punya ide, saran atau kritik? Silakan berkomentar.x
()
x