26 C
Sidoarjo
BerandaNasionalPenderita komorbid hingga lansia rentan kena dampak buruk cuaca panas #infoMenarik

Penderita komorbid hingga lansia rentan kena dampak buruk cuaca panas #infoMenarik


Jakarta (PortalSidoarjo.com) – Pakar kesehatan Prof dr Zubairi Djoerban, SpPD-KHOM, FINASIM menyampaikan bahwa penderita komorbid, bayi serta anak-anak, lansia, hingga atlet yang berlatih di luar ruangan lebih rentan terkena dampak buruk cuaca panas ekstrem daripada masyarakat umum.

 

“Kalau udara panas 40 derajat celcius, hampir semua orang kesehatannya akan terpengaruh, akan menurun. tetapi, yang banyak terdampak ada beberapa kelompok, misalnya usia lanjut, penderita komorbid, bayi serta anak kecil, orang-orang miskin yang kerjaan sehari-harinya di tempat terbuka, serta atlet,” kata Zubairi pada PortalSidoarjo.com di Jakarta, Jumat.

 

Anggota Dewan Pertimbangan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) itu juga menyampaikan salah satu dampak buruk dari cuaca panas ekstrem ialah dehidrasi hingga yang paling serius ialah serangan heat stroke atau kondisi ketika tubuh mengalami peningkatan suhu secara drastis.

Baca juga :  Kemenparekraf kembangkan “diplomasi aroma” untuk dukung pariwisata #infoMenarik

 

 

“Ini saya sampaikan data angka kematian. Di Amerika itu, setiap tahun lebih dari 1.200 orang meninggal akibat gelombang panas. Pada tahun 2022, yang meninggal akibat gelombang panas itu 1.714,” kata dia.

 

Sementara itu, Guru Besar Pulmonologi serta Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Dr Tjandra Yoga Aditama turut menambahkan dampak buruk cuaca panas ekstrem terhadap kesehatan tubuh manusia ke dalam dua kategori, yakni dampak ringan serta sedang serta dampak berat.

 

“Dampak ringan serta sedang, seperti berkeringat, sakit kepala serta pusing, keram otot, kehausan sampai dehidrasi. Dampak berat, yaitu gangguan kesadaran sampai heat stroke,” ujar dia.

Baca juga :  Beby Tsabina: Cantik itu harus nyaman serta aman #infoMenarik

 

Untuk mencegah terkena dampak heat stroke di tengah cuaca panas terik yang melanda Indonesia saat ini, ia mengungkapkan sejumlah gejala yang patut diwaspadai oleh masyarakat.

 

Di antaranya, keringat berlebihan, wajah yang tampak pucat, mual, muntah, kaki kram, sakit kepala serta pusing, merasa sangat lelah, tidak dapat berkonsentrasi, serta kulit terasa panas, kemerahan, serta kering.Ia juga mengingatkan masyarakat untuk menerapkan semboyan stay cool, stay hydrated, and stay informed, disebabkan masyarakat perlu tetap jaga tubuh tetap dingin dengan membatasi aktivitas di luar ruangan, melakukan aktivitas fisik secara bertahap, mengenakan baju berwarna cerah serta berbahan ringan, serta menggunakan tabir surya dengan kandungan SPF minimal SPF30.

Baca juga :  Mengenal sejarah peradaban Qatar di Museum Nasional Qatar #infoMenarik

Masyarakat juga perlu tetap terhidrasi dengan banyak mengonsumsi air putih serta tetap mengikuti informasi terkini seputar cuaca panas serta langkah pencegahan terhadap dampak buruknya untuk kesehatan.

 

Sebelumnya, Peneliti Pakar Utama Pusat Riset Iklim serta Atmosfer dari Badan Riset serta Inovasi Nasional (BRIN) Eddy Hermawan menyampaikan suhu udara yang menyengat di Indonesia saat ini dipengaruhi oleh fenomena El Nino serta Indian Ocean Dipole (IOD) yang diprakirakan mencapai puncak pada Oktober 2023.

 

Fenomena El Nino ialah pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normalnya di Samudra Pasifik bagian tengah. Sementara itu, Indian Ocean Dipole (IOD) merupakan perbedaan suhu permukaan laut di Laut Arab (Samudra Hindia bagian barat) serta Samudra Hindia bagian timur di selatan Indonesia.

 

Sumber : Antaranews.com

Komentar

0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments

Trending

Jangan lewatkan

0
Punya ide, saran atau kritik? Silakan berkomentar.x
()
x