26 C
Sidoarjo
BerandaNasionalAnak dapat terpapar polusi udara sejak dalam kandungan hingga lahir #infoMenarik

Anak dapat terpapar polusi udara sejak dalam kandungan hingga lahir #infoMenarik


Jakarta (PortalSidoarjo.com) – Kepala Divisi Respirologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo dr. Darmawan B. Setyanto Sp.A(K) mengatakan anak dapat terpapar polusi udara bahkan sejak dalam kandungan hingga dia lahir.Darmawan saat diskusi daring di Jakarta, Jumat, menjelaskan saat dalam kandungan, anak terpapar polusi udara melalui transplasental dari ibu yang terpapar. Sedangkan pada anak yang sudah lahir, polusi udara dapat mempengaruhi sistem organ seperti kulit, udara yang dihirup, serta makanan yang masuk ke saluran cerna.

Pada organ sistem penapasan, lanjut Darmawan, polusi udara dapat menyebabkan iritasi yang kemudian berlanjut menjadi peradangan mulai dari hidung sebagai pintu gerbang sistem respiratori. Peradangan itu dapat menyebabkan infeksi di daerah faring, laring serta kemudian sampai ke paru-paru.

Baca juga :  Lima hal yang perlu diketahui tentang SPF #infoMenarik

Gangguan itu dapat terjadi mulai dari dalam kandungan serta berlanjut saat anak lahir dengan gangguan di sistem respiratori sehingga akan menyebabkan anak mengidap penyakit asma, serta batuk.

Selain itu, secara tumbuh kembang, paparan polusi udara pada anak dapat mengganggu masalah neurologi, gangguan saraf yang menyebabkan gangguan mental serta gangguan perkembangan gerak motorik baiknya kasar maupun halus. 

“Artinya kalau semakin usia muda pada saat terpajan, semakin besar dampak negatif kerusakan yang disebabkan oleh pajanannya,” ucap Darmawan, yang juga Anggota Ikatan Dokter Indonesia.

Anak-anak lebih rentan terhadap polusi udara dibandingkan kelompok usia lain disebabkan secara fisiologi mereka bernapas dengan laju napas yang lebih besar. Jika dihitung per kilogram berat badan, udara yang dihirup anak lebih banyak sehingga polutan yang dihirup juga akan lebih banyak.

Baca juga :  TOP Coffee luncurkan produk terbaru "TOP Coffee Susu Gula Aren Tubruk" #infoMenarik

Darmawan juga menilai polusi udara turut menyumbang terhadap kondisi stunting sebab polusi udara dapat mengurangi fungsi paru, yang mestinya berkembang lebih baik, serta meningkatkan infeksi respiratori akut.

“Yang paling kita takut ialah yang terkena di bagian parunya, yaitu pneumonia,” ucap Darmawan.

Dokter spesialis anak itu mengatakan setiap tahun 2,2 juta bayi atau orang meninggal belum waktunya disebabkan sumbangan dari polusi udara ini, sementara 29 persen lainnya disebabkan penyakit jantung, koroner, stroke serta juga penyakit paru serta penyakit respiratori yang lain.

Pada kelompok rentan lainnya seperti ibu hamil, paparan polusi udara dapat menyebabkan kelahiran bayi dengan berat badan rendah, meningkatkan risiko terjadinya kanker pada anak-anak serta jangka panjangnya akan meningkatkan risiko penyakit jantung serta diabetes pada anak saat dewasa.

Baca juga :  Anemia defisiensi besi dapat jadi gejala tunggal alergi susu sapi #infoMenarik

Sumber polutan  udara dapat berasal dari berbagai sumber, seperti ledakan gunung berapi, kebakaran hutan, serta yang disebabkan oleh manusia seperti penggunaan kendaraan bermotor, kegiatan pabrik serta asap rokok.

Untuk mencegah paparan polusi udara pada anak, Darmawan menyarankan untuk tinggal di rumah jika polusi tinggi, lakukan aktivitas dekat rumah supaya tidak sering menggunakan transportasi, gunakan masker sebagai perlindungan, serta konsumsi makanan sehat.

Di dalam rumah, polusi udara dapat dikurangi dengan menggunakan penjernih udara serta tidak membakar sampah.

Sumber : Antaranews.com

Komentar

0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments

Trending

Jangan lewatkan

0
Punya ide, saran atau kritik? Silakan berkomentar.x
()
x