27 C
Sidoarjo
BerandaSerba-serbiKeutamaan Membaca Al-Qur’an #TanyaUstadz

Keutamaan Membaca Al-Qur’an #TanyaUstadz

KEUTAMAAN MEMBACA AL-QUR’AN

Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala yang mengajak pada pintu-Nya, Yang memberi taufik pada orang yang dikehendaki-Nya, memberi nikmat dengan menurunkan kitab-Nya yang mengandung ayat yang muhkam serta mutashabih. Saya bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah Subhanahu wa ta’ala, tiada sekutu bagi-Nya, persaksian yang Saya berharap selamat dari siksa-Nya serta Saya bersaksi bahwa Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam ialah hamba serta rasul-Nya, manusia paling sempurna dalam amal ibadah dalam pergi serta pulangnya. Semoga shalawat selalu tercurah kepadanya, pada Abu Bakar radhiallahu ‘anhu sahabatnya paling utama, pada Umar radhiallahu ‘anhu yang Allah Subhanahu wa ta’ala memuliakan agama serta dunia menjadi lurus dengannya, pada Utsman radhiallahu ‘anhu syahid dalam rumah serta mihrabnya, serta pada Ali radhiallahu ‘anhu yang terkenal menyingkap ilmu yang rumit serta membuka tutupnya, serta pada keluarga serta para sahabatnya, serta orang yang lebih utama dengannya.

Saudara-saudaraku, Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

قال الله تعالي: {إِنَّ ٱلَّذِينَ يَتۡلُونَ كِتَٰبَ ٱللَّهِ وَأَقَامُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنفَقُواْ مِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ سِرّٗا وَعَلَانِيَةٗ يَرۡجُونَ تِجَٰرَةٗ لَّن تَبُورَ ٢٩ لِيُوَفِّيَهُمۡ أُجُورَهُمۡ وَيَزِيدَهُم مِّن فَضۡلِهِۦٓۚ إِنَّهُۥ غَفُورٞ شَكُورٞ ٣٠}[فاطر: 29- 30]

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah serta mendirikan shalat serta menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan pada mereka dengan diam-diam serta terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi,  supaya Allah menyempurnakan pada mereka pahala mereka serta menambah pada mereka dari karuniaNya.Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. [Fathir/35:29-30]

Membaca al-Qur`an terbagi dua.
Pertama, membaca secara hukum, membenarkan beritanya serta melaksanakan hukumnya, hal itu dengan cara melaksanakan perintahnya serta menjauhi larangannya. Hal itu insya Allah akan dibahas di majelis yang lain.

Kedua, membaca secara lafazh yaitu membacanya. Banyak sekali nash yang menunjukkan keutamaannya. Dalam Shahih al-Bukhari, dari Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « ﺧَﻴْﺮُﻛُﻢْ ﻣَﻦْ ﺗَﻌَﻠَّﻢَ ﺍْﻟﻘُﺮْﺁﻥَ ﻭَﻋَﻠَّﻤَﻪُ » [ أخرجه البخاري ]

Sebaik-baik kamu ialah yang mempelajari serta mengajarkan al-Qur`an.”[1]

Dalam Shahihaian, dari Aisyah radhiyallahu anha, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ)) [ أخرجه مسلم ]

Orang yang pandai membaca al-Quran bersama para malaikat yang mulia lagi berbakti, serta orang yang membaca al-Quran serta ia terbata-bata padanya serta merasa berat atasnya, untuknya dua pahala.”[2]

Dua pahala, pertama ialah pahala membaca serta yang kedua disebabkan susahnya dalam membaca. Dalam Shahihain pula, dari Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الأُتْرُجَّةِ؛ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ, وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ؛ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ لَا رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ)) [ أخرجه البخاري ]

Perumpamaan orang beriman yang membaca al-Quran ialah seperti buah utrujjah, rasanya enak serta aromanya wangi. serta perumpamaan orang beriman yang tidak membaca al-Quran ialah bagaikan buah kurma, tidak ada aromanya serta rasanya manis.[3]

Dalam Shahih Muslim, dari Abu Umamah, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ)) [ أخرجه مسلم ]

Bacalah al-Qur`an, sesungguhnya ia datang pada hari kiamat memberi syafaat pada pembacanya.”[4]

Dalam Shahih Muslim, dari Uqbah bin Amir radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((أَفَلاَ يَغْدُو أَحَدُكُمْ إِلَى الْمَسْجِدِ فَيَعْلَمَ أَوْ يَقْرَأَ آيَتَيْنِ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ خَيْرٌ لَهُ مِنْ نَاقَتَيْنِ وَثَلاَثٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ ثَلاَثٍ وَأَرْبَعٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَرْبَعٍ وَمِنْ أَعْدَادِهِنَّ مِنَ الإِبِلِ)) [ أخرجه مسلم ]

“Tidaklah seseorang darimu pergi ke masjid, lalu ia mempelajari atau membaca dua ayat dari al-Qur`an, lebih baik baginya daripada dua ekor unta, tiga ayat lebih baik dari pada tiga unta, empat ayat lebih baik baginya dari pada empat ekor unta, serta dari jumlahnya dari unta.[5]

Dalam Shahih Muslim pula, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ تَعَالَى، يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ، إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ، وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمْ الْمَلاَئِكَةُ، وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ)) [ أخرجه مسلم ]

Tidaklah satu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah subhanahu wa ta’ala (masjid), membaca kitabullah (al-Qur`an) serta saling mempelajarinya di antara mereka, melainkan turunlah sakinah (ketenangan) pada mereka, diliputi rahmat serta dikelilingi malaikat, serta Allah Subhanahu wa ta’ala menyebutkan mereka pada orang (malaikat) yang ada di sisi-Nya.[6]

serta Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((تَعَاهَدُوا الْقُرْآنَ فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَهُوَ أَشَدُّ تَفَصِّيًا مِنْ الْإِبِلِ فِي عُقُلِهَا)) [ أخرجه البخاري ]

‘Jagalah hapalan al-Qur`an, demi Allah Subhanahu wa ta’ala yang diriku berada di tangan-Nya, sungguh ia lebih cepat terlepas dari pada unta dalam ikatannya.“Muttafaqun ‘alaih.[7]

serta beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((لاَ يَقُلْ أَحَدُكُمْ نَسِيتُ آيَةَ كَيْتَ وَكَيْتَ بَلْ هُوَ نُسِّىَ)) [ أخرجه البخاري ]

Janganlah seseorang darimu berkata ‘Saya lupa ayat ini serta ini, tetapi ia dilupakan.”HR. Muslim.[8]

Hal itu dikarenakan ucapannya, ‘Saya lupa’ dapat memberikan arti tidak memperdulikan hapalan al-Qur`an-nya hingga ia melupakannya.

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ، وَلامٌ حَرْفٌ، وَمِيمٌ حَرْفٌ)) [ أخرجه الترمذي ]

Barangsiapa yang membaca satu huruf al-Qur`an maka baginya satu kebaikan serta satu kebaikan dibalas sepuluh kebaikan, Saya tidak mengatakan  satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf serta mim satu huruf.’ HR. At-Tirmidzi[9] serta ia berkata : Hasan shahih dari jalur ini, serta sebagian ulama mutaakhirin menshahihkannya secara mauquf pada Ibnu Mas’ud.

serta darinya pula, ia berkata, ‘Sesungguhnya al-Quran ini ialah jamuan Allah <em>Subhanahu wa ta’ala</em> maka terimalah jamuannya sebatas kemampuanmu. Sesungguhnya al-Quran ini ialah tali Allah Subhanahu wa ta’ala yang kuat serta cahaya yang nyata, penyembuh yang bermanfaat, penjaga bagi siapa yang berpegang dengannya serta keselamatan bagi yang mengikutinya, tidak menyimpang maka perlu dibetulkan, tidak bengkok sehingga perlu diluruskan, tidak pernah berakhir keajaibannya, tidak jenuh disebabkan banyak diulangi. Bacalah, sesungguhnya Allah Subhanahu wa ta’ala memberi pahala kepadamu disebabkan membacanya setiap huruf sepuluh kebaikan. Adapun saya, sungguh Saya tidak mengatakan alif lam mim satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, mim satu huruf serta lam satu huruf.’ HR. Hakim.[10]

Saudara-saudaraku, inilah keutamaan membaca al-Quran, pahala ini bagi yang mengharapkan pahala serta ridha dari Allah <em>Subhanahu wa ta’ala</em>. Pahala besar untuk amal yang sedikit. Maka orang yang tertipu ialah yang lalai padanya, orang yang rugi ialah orang yang tidak mendapatkan keuntungan saat tidak dapat lagi menyusulnya. Keutamaan ini mencakup semua al-Quran, serta disebutkan dalam sunnah tentang keutamaan beberapa surat tertentu.

Di antara surah tersebut ialah surah al-Fatihah: Dalam Shahih al-Bukhari, dari Abu Sa’id bin Mu’alla radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((لَأُعَلِّمَنَّكَ أَعْظَمُ سُورَةٍ فِي الْقُرْآنِ: الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ هِيَ السَّبْعُ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنُ الْعَظِيمُ الَّذِي أُوتِيتُهُ)) [ أخرجه البخاري ]

Saya akan mengajarkan kepadamu surah terbesar dalam al-Quran ‘alhamdulillahi rabbil ‘alamin’ (al-Fatihah) tujuh (ayat) yang diulang-ulang serta al-Quran agung yang diberikan kepadaku.”[11]

disebabkan keutamaannya tersebut, membacanya merupakan salah satu rukun shalat yang tidak sah kecuali dengannya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((لا صَلاة لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ)) [ متفق عليه ]

Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca al-Fatihah.”Muttafaqun ‘alaih.[12]

serta dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, ‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Barangsiapa shalat yang tidak membaca al-Fatihah padanya, maka ia kurang.’ Beliau mengatakannya tiga kali. Ada yang bertanya pada Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ‘Kami berada di belakang imam.’ Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menjawab: ‘Bacalah pada dirimu (dengan suara pelan). [13]

Di antara surah yang ditentukan ialah surah al-Baqarah serta Ali Imran: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (( اقْرَءُوا الزَّهْرَاوَيْنِ: البقرة وآل عمران فَإِنَّهُمَا تَأْتِيَانِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَأَنَّهُمَا غَمَامَتَانِ أو غَيَايَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا فِرْقَانِ مِنْ طَيْرٍ صَوَافَّ تُحَـاجَّـانِ عَنْ أَصْحَابِهِمَا. اقْرَءُوا سُـورَةَ الْبَقـرَةِ فَإِنَّ أَخْذَهَا بَرَكَةٌ وَتَرْكَهَا حَسْرَةٌ وَلَا تَسْتَطِيعُهَا الْبَطَلَةُ – يعني السَّحَرَة -)) [ أخرجه مسلم ]

Bacalah Zahrawain (yaitu) al-Baqarah serta Ali Imran, sesungguhnya keduanya datang pada hari kiamat seolah-olah dua awan, atau bagaikan dua kelompok burung yang berbulu yang membela pembacanya. Bacalah surat al-Baqarah, sungguh mengambilnya ialah berkah serta meninggalkannya ialah rugi, serta penyihir tidak dapat mengganggunya.”HR. Muslim.[14]

serta dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, sesungguhnya Nabi shalallahu’alaihi wasallam bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (( إن البَيْتِ الذي تُقْرَأُ فيه سُورَةُ البَقَرَةِ لا يدخله الشَّيْطانَ  )) [ أخرجه مسلم ]

Sesungguhnya rumah yang dibacakan surah al-Baqarah di dalamnya tidak dapat dimasuki syetan.”HR. Muslim. [15]

Hal itu dikarenakan di dalamnya ada Ayat Kursi, disebutkan dalam hadits shahih bahwa barangsiapa yang membacanya di malam hari niscaya ia berada dalam penjagaan Allah Subhanahu wa ta’ala serta syetan tidak dapat mendekatinya hingga subuh. serta dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu, bahwa Jibril alaihissallam berkata, serta ia berada di sisi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: ‘Ini ialah pintu yang telah dibuka, belum pernah dibuka sebelumnya. Ia berkata: maka turun malaikat darinya, lalu datang pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata: “Bergembiralah dengan dua cahaya yang diberikan kepadamu, belum pernah diberikan pada nabi sebelum kamu (yaitu) al-Fatihah serta penutup surah al-Baqarah, engkau tidak membaca satu huruf darinya kecuali diberikan kepadamu.” HR. Muslim.[16]

Di antara surah yang ditentukan keutamaannya: dalam Shahih al-Bukhari, dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda padanya:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّهَا لَتَعْدِلُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ)) [ أخرجه البخاري ]

Demi diriku yang berada di tangan-Nya, sesungguhnya ia mengimbangi sepertiga al-Qur’an.” [17]

Bukanlah maksudnya mengimbanginya dalam fadhilah (keutamaan) bahwa ia mencukupkan darinya (dapat menggantikannya). disebabkan itulah jika ia membacanya di dalam shalat sebanyak tiga kali niscaya tidak dapat menggantikannya dari membaca al-Fatihah. Tidak berarti sesuatu yang mengimbangi yang lain dalam keutamaan bahwa ia dapat mencukupkannya. Dari Abu Ayyub al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang membaca :

لا إلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ ؛ وَلَهُ الحَمْدُ ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ، عَشْرَ مَرَّاتٍ . كَانَ كَمَنْ أعْتَقَ أرْبَعَةَ أنْفُسٍ منْ وَلَدِ إسْمَاعِيلَ [متفق عليه]

‘Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah Subhanahu wa ta’ala, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya kerajaan serta untuk-Nya pujian’ serta Dialah yang Mahakuasa atas segala sesuatu, sebanyak sepuluh kali, niscaya pahala seperti memerdekakan empat orang budak serta keturunan nabi Ismail alaihissallam.”Muttafaqun ‘alaih.[18]

Kendati demikian, jika seseorang berkewajiban membayar empat kafarat empat orang budak lalu ia membaca zikir ini, niscaya tidak dapat menggantikan kewajiban memerdekakan budak ini, sekalipun sama dalam keutamaan.

Di antara surah yang mempunyai keutamaan khusus ialah surah al-Falaq serta an-Naas. Dari Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ألمْ تَر آيَاتٍ أُنْزِلَت الليلةَ لمْ يُرَ مثْلُهُنَّ { قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ } و { قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ }

Apakah engkau tidak memikirkan ayat-ayat yang diturunkan yang tidak ada seumpamanya yaitu surah al-Falaq serta an-Naas.’ HR. Muslim.

serta dalam riwayat an-Nasa`i,

ما سَأَلَ سائِل بمثلهما ولا اسْتَعَاذَ مُسْتِعيذٌ بمثلهما

Tiada seseorang minta dengan semisalnya serta tidak ada yang berlindung dengan seumpamanya.”

Maka bersungguh-sungguhlah, wahai saudaraku, dalam memperbanyak membaca al-Quran yang penuh berkah, terutama di bulan ini yang diturunkan al-Quran padanya. Sesungguhnya banyak membaca dalam bulan ini memiliki keutamaan khusus. Jibril ‘alahissalam mengulangi/tadarus al-Quran pada Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> di bulan Ramadhan sebanyak satu kali setiap tahun, serta pada tahun yang beliau <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> wafat, ia (Jibril <em>‘alahissalam</em>) melakukannya sebanyak dua kali untuk memperkuat serta memantapkan. Para salafus shalih banyak membaca al-Quran di bulan Ramadhan, di dalam shalat serta di luarnya. Imam az-Zuhri rahimahullah, apabila masuk bulan Ramadhan berkata: ‘Sesungguhnya ia ialah bulan membaca al-Quran serta memberi makan.’ Apabila masuk bulan Ramadhan, imam Malik rahimahullah meninggalkan membaca hadits serta majelis ilmu, serta mengkhususkan membaca al-Quran dari mushhaf. Qatadah rahimahullah mengkhatamkan al-Quran setiap kali tujuh malam serta pada bulan Ramadhan setiap tiga malam, serta di sepuluh hari terakhir setiap malam. Ibrahim an-Nakha’i mengkhatamkan al-Quran di bulan Ramadhan setiap tiga malam serta pada sepuluh hari terakhir setiap dua malam, serta al-Aswad rahimahullah membaca semua al-Qur`an setiap dua malam di semua bulan.

Ikutilah mereka, semoga Allah Subhanahu wa ta’ala memberi rahmat kepadamu, niscaya engkau menyusul orang-orang baik yang suci. Ambilah kesempatan malam serta siang yang mendekatkanmu pada Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. Sesungguhnya umur terus berjalan cepat serta waktu berlalu semuanya, serta hanya bagaikan satu waktu di siang hari.

Ya Allah, berilah kami taufik untuk membaca kitab-Mu menurut cara yang menyebabkan ridha-Mu pada kami. Berilah kami petunjuk jalan-jalan kesejahteraan. Keluarkanlah kami dari kegelapan pada cahaya. serta jadikanlah ia sebagai hujjah bagi kami bukan atas kami, wahai Rabb semesta alam.

Ya Allah, tinggikanlah derajat kami dengannya, selamatkanlah kami dengannya dari kerendahan, ampunilan kesalahan-kesalahan kami dengannya, ampunilah kami, kedua orang tua kami serta semua kaum muslimin dengan rahmat-Mu wahai Yang Paling pengasih dari yang pengasih.

Semoga shalawat serta salam selalu tercurah pada nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga serta para sahabatnya.

[Disalin dari فضل تلاوة القرآن Penulis  Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, Penerjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad. Maktab Dakwah serta Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2012 – 1433]
______
Footnote
[1] HR. Al-Bukhari 4739, at-Tirmidzi 2908, Abu Daud 1452, Ibnu Majah 211, Ahmad 1/69, serta ad-Darimi 3338.
[2] HR. Muslim 798, at-Tirmidzi 2904, Abu Daud 1454, Ibnu Majah 3779, Ahmad 6/98, ad-Darimi 3368.
[3] HR. Al-Bukhari 5111, Muslim 797, at-Tirmidzi 2865, an-Nasai 5038, Abu Daud 4829, Ibnu Majah 214, Ahmad 4/408 serta ad-Darimi 3363.<br><a href="#_ftnref4" name="_ftn4">[4]</a> HR. Muslim 804 serta Ahmad 5/255<br><a href="#_ftnref5" name="_ftn5">[5]</a> HR. Muslim 803, Abu Daud 1456, serta Ahmad 4/154.<br><a href="#_ftnref6" name="_ftn6">[6]</a> HR. Muslim 2699, at-Tirmidzi 2945, Abu Daud 1455, Ibnu Majah 225, serta Ahmad 2/252.<br><a href="#_ftnref7" name="_ftn7">[7]</a> HR. Al-Bukhari 4746, Muslim 791, serta Ahmad 4/397.<br><a href="#_ftnref8" name="_ftn8">[8]</a> HR. Al-Bukhari 4744, Muslim 790, at-Tirmirdzi 2942, an-Nasai 943, Ahmad 1/417, serta ad-Darimi 2745.
[9] HR. At-Tirmidzi 2910
[10] Ad-Darimi  3315.
[11] HR. Al-Bukhari 4720, an-Nasai 4720, Abu Daud 1458, Ibnu Majah 3785, Ahmad 4/211, serta ad-Darimi 1492.<br><a href="#_ftnref12" name="_ftn12">[12]</a> HR. Muslim 723, Muslim 394, at-Tirmidzi 247, an-Nasai  911, Abu Daud 822, Ibnu Majah 837, Ahmad 5/313, ad-Darimi 1242.
[13] HR. Muslim
[14] HR. Muslim 804 serta Ahmad 5/249
[15] HR. Muslim 780, at-Tirmidzi 2877 serta Ahmad 2/378.
[16] HR.Muslim 806 serta an-Nasai 912.<br><a href="#_ftnref17" name="_ftn17">[17]</a> HR. Al-Bukhari 4726, an-Nasai 995, Abu Daud 1461, Ahmad 3/35, Malik 483.
[18] HR. Al-Bukhari 6041, Muslim 2693, at-Tirmidzi 3553, serta Ahmad 5/418.

Author -> Almanhaj

Komentar

0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments

Trending

Jangan lewatkan

0
Punya ide, saran atau kritik? Silakan berkomentar.x
()
x