28 C
Sidoarjo
BerandaSerba-serbiKezaliman Tidak Jadi Halal dengan Alasan Ospek #TanyaUstadz

Kezaliman Tidak Jadi Halal dengan Alasan Ospek #TanyaUstadz

Pertanyaan:

Izin tanya tentang perpeloncoan saat di kampus. Bagaimana hukumnya dalam Islam? Bagaimana cara menegur kakak tingkat yang melakukan pembulian dengan dalih penguatan mental saat ospek (orientasi studi serta pengenalan kampus)?

(Umar Asad Avicenna)

Jawaban:

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, ash-shalatu was salamu ‘ala asyrafil anbiya’ wal mursalin Muhammadin, wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in. Amma ba’du.

Haramnya Kezaliman

Kegiatan perpeloncoan yang dilakukan kakak kelas terhadap adik kelasnya yang biasanya dilakukan ketika awal masuk sekolah atau perguruan tinggi, jika mengandung kezaliman terhadap orang lain, maka hukumnya jelas diharamkan. 

Seperti mencela, membentak, mengerjai, menakuti, memukul, menelanjangi, serta menyakiti siswa atau mahasiswa baru semua ini bentuk kezaliman yang diharamkan. Allah ta’ala berfirman:

أَلاَ لَعْنَةُ اللّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ

Ingatlah, laknat Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim.” (QS. Hud: 18)

Allah ta’ala berfirman:

وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ 

serta begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu ialah sangat pedih lagi keras.” (QS. Hud: 102)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

قال الله تبارك وتعالى: يا عبادي، إني حرمت الظلم على نفسي، وجعلته بينكم محرمًا؛ فلا تظالموا

Allah tabaaraka wa ta’ala berfirman: ‘wahai hambaku, sesungguhnya Saya haramkan kezaliman atas Diriku, serta Saya haramkan juga kezaliman bagi kalian, maka janganlah saling berbuat zalim’.” (HR. Muslim no. 2577)

serta seorang muslim yang sejati ialah yang menjamin keamanan serta keselamatan orang lain dari keburukan dirinya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِالْمُؤْمِنِ ؟ مَنْ أَمِنَهُ النَّاسُ عَلَى أَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ ، وَالْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ النَّاسُ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ

“Maukah Saya kabarkan kalian tentang ciri seorang mukmin? Yaitu orang yang orang lain merasa aman dari gangguannya terhadap harta serta jiwanya. serta muslim, ialah orang yang orang lain merasa selamat dari gangguan lisan serta tangannya.” (HR. Ahmad no.23958, dishahihkan al-Albani dalam Silsilah ash-Shahihah no. 549)

Akan Disegerakan Balasannya di Dunia

Orang yang berbuat kezaliman pada orang lain, umumnya akan Allah timpakan balasannya di dunia dengan segera. Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

بابان معجّلانِ عقوبتهُما في الدنيا : البَغْيُ والعُقوقُ

“Ada dua perkara yang disegerakan hukumannya di dunia: kezaliman pada orang lain serta durhaka pada orang tua” (HR. al-Hakim no.7350, al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no. 895, dishahihkan al-Albani dalam Silsilah ash-Shahihah no.1120)

Diriwayatkan dari Abu Bakrah Nafi’ bin al-Harits radhiallahu ‘anhu secara marfu’:

كلُّ ذنوبٍ يؤخِرُ اللهُ منها ما شاءَ إلى يومِ القيامةِ إلَّا البَغيَ وعقوقَ الوالدَينِ ، أو قطيعةَ الرَّحمِ ، يُعجِلُ لصاحبِها في الدُّنيا قبلَ المَوتِ

“Setiap dosa akan diakhirkan oleh Allah ta’ala adzabnya hingga hari kiamat, sesuai dengan kehendak-Nya. Kecuali kezaliman, durhaka pada orang tua, atau memutus tali silaturahmi. Akan dijadikan hukumannya di dunia sebelum matinya.” (HR. al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no.459, dishahihkan al-Albani dalam Shahih al-Adabul Mufrad)

Orang yang zalim dapat jadi akan disegerakan hukumannya di dunia disebabkan sebab doa dari orang yang ia zalimi. Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

اتَّقُوا دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ، وَإِنْ كَانَ كَافِرًا، فَإِنَّهُ لَيْسَ دُونَهَا حِجَابٌ

“Waspadalah terhadap doa orang yang terzalimi, walaupun ia kafir. disebabkan tidak ada hijab antara ia dengan Allah” (HR. Ahmad no.12549, dihasankan al-Albani dalam Silsilah ash-Shahihah no. 767)

Kezaliman akan Dibalas di Hari Kiamat

Selain mendapatkan azab di dunia, pelaku kezaliman juga akan mempertanggungjawabkan perbuatannya di akhirat. Orang yang zalim akan di-qishash (dibalas dengan setimpal) di akhirat. Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

اتَّقوا الظُّلمَ . فإنَّ الظُّلمَ ظلماتٌ يومَ القيامةِ

“Jauhilah kezaliman disebabkan kezaliman ialah kegelapan di hari kiamat.” (HR. al-Bukhari no. 2447, Muslim no. 2578)

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya:

أتدرون ما المفلِسُ ؟ قالوا : المفلِسُ فينا من لا درهمَ له ولا متاعَ . فقال : إنَّ المفلسَ من أمَّتي ، يأتي يومَ القيامةِ بصلاةٍ وصيامٍ وزكاةٍ ، ويأتي قد شتم هذا ، وقذف هذا ، وأكل مالَ هذا ، وسفك دمَ هذا ، وضرب هذا . فيُعطَى هذا من حسناتِه وهذا من حسناتِه . فإن فَنِيَتْ حسناتُه ، قبل أن يقضيَ ما عليه ، أخذ من خطاياهم فطُرِحت عليه . ثمَّ طُرِح في النَّارِ

“Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut?”. Para shahabat pun menjawab, ”Orang yang bangkrut menurut kami ialah orang yang tidak memiliki uang dirham maupun harta benda”. Nabi bersabda, ”Sesungguhnya orang yang bangkrut di kalangan umatku ialah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, serta zakat, tetapi ia juga datang membawa dosa berupa perbuatan mencela, menuduh, memakan harta, menumpahkan darah, serta memukul orang lain. Kelak kebaikan-kebaikannya akan diberikan pada orang yang terzalimi. Apabila amalan kebaikannya sudah habis diberikan, sementara belum selesai pembalasan tindak kezalimannya, maka diambillah dosa-dosa orang yang terzalimi itu, lalu diberikan kepadanya. Kemudian dia pun dicampakkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim no. 2581)

target Tidak Menghalalkan Segala Cara

Anggapan bahwa perpeloncoan dengan celaan, menakuti, serta melakukan kekerasan akan menguatkan mental ini anggapan yang batil. disebabkan target yang baik tidak menghalalkan segala cara. Kaidah yang disebutkan oleh para ulama:

الغاية لا تبرر الوسيلة

“target tidak menghalalkan segala cara.”

Dengan dalih ingin menguatkan mental, tidak berarti membuat yang haram menjadi halal, tidak membuat celaan menjadi halal, menyakiti orang lain menjadi halal, membentak serta menakut-nakuti orang lain menjadi halal, serta seterusnya. 

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang mengambil barang orang lain walaupun niatnya bercanda. Dari Yazid bin Abdillah radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَا يَأْخُذْ أَحَدُكُمْ عَصَا أَخِيهِ لَاعِبًا أَوْ جَادًّا، فَمَنْ أَخَذَ عَصَا أَخِيهِ فَلْيَرُدَّهَا إِلَيْه

“Janganlah salah seorang dari kalian mengambil tongkat saudaranya baik disebabkan bercanda ataupun sungguhan. Siapa yang mengambil tongkat saudaranya, maka ia harus mengembalikannya.” (HR. at-Tirmidzi no.2160, dishahihkan al-Albani dalam Shahih at-Tirmidzi)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang berdusta walaupun niatnya hanya bercanda. Dari Mu’awiyah bin Haidah al-Qusyairi radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ويلٌ لِلَّذِي يُحَدِّثُ بالحدِيثِ لِيُضْحِكَ بِهِالقوْمَ فيَكَذِبُ ويلٌ لَهُ ويلٌ لَهُ

“Celakalah bagi orang yang berkata-kata, serta untuk membuat orang-orang tertawa ia membuat kedustaan. Celaka baginya, celaka baginya. (HR. Abu Daud no. 4990, Tirmidzi no. 2315, dihasankan al-Albani dalam Shahih Abu Daud)

Ini menunjukkan bahwa target baik tidak menghalalkan segala cara. serta ada ribuan cara untuk menguatkan mental tanpa melakukan cara-cara yang diharamkan oleh syariat. Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam serta para sahabatnya ialah orang-orang yang kuat mentalnya, pemberani, serta tegar dalam menghadapi berbagai cobaan dakwah, tetapi tidak kita dapati mereka dididik dengan perbuatan-perbuatan kezaliman.

Bahkan kuatnya mental serta keberanian itu didapatkan dari iman yang benar pada Allah ta’ala, bukan dari perpeloncoan. Dari Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

فَلَوْ أن الخلقَ كلَّهم جميعًا أرادوا أن ينفعوكَ بشيءٍ لم يَقْضِهِ اللهُ لك لم يَقْدِروا عليه , أو أرادوا أن يَضُرُّوكَ بشيءٍ لم يَقْضِهِ اللهُ عليكَ لم يَقْدِروا عليه , وفيه واعْلَمْ أن ما أصابك لم يَكُنْ ليُخْطِئَكَ وما أخطأك لم يَكُنْ ليُصيبَكَ , واعْلَمْ أن النصرَ مع الصبرِ , وأن الفرجَ مع الكَرْبِ , وأن مع العُسْرِ يُسْرًا

“Andaikan semua makhluk bekerja sama untuk memberikan manfaat kepadamu, mereka tidak akan dapat melakukannya kecuali jika Allah takdirkan. Andaikan semua semua makhluk bekerja sama untuk memberikan bahaya kepadamu, mereka tidak dapat melakukannya kecuali jika Allah takdirkan. Ketahuilah apa yang menimpamu itu tidak akan luput darimu. serta yang luput darimu disebabkan memang tidak ditakdirkan untuk terjadi padamu. Ketahuilah bahwa kemenangan itu datang bersama kesabaran serta jalan keluar itu datang bersama kesempitan, serta bersama kesusahan itu ada kemudahan.” (HR. Ahmad no.2804, dishahihkan oleh Syu’aib al-Arnauth dalam Takhrij Musnad Ahmad) 

Kesimpulannya, tidak diperbolehkan melakukan perpeloncoan dengan perkara-perkara yang diharamkan seperti mencela, membentak, menakut-nakuti, memukul, menelanjangi, menyakiti, bullying, serta yang semisalnya. 

Wallahu a’lam, semoga Allah ta’ala memberi taufik.


Dijawab oleh Ustadz Yulian Purnama, S.Kom.

Anda dapat membaca artikel ini melalui aplikasi Tanya Ustadz untuk AndroidDownload Sekarang !!

Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR serta DONATUR.

REKENING DONASI:

BANK SYARIAH INDONESIA
7086882242
a.n. YAYASAN YUFID NETWORK (Kode BSI: 451)

🔍 Sejarah Dajjal serta Segitiga Bermuda, Mengirim Al Fatihah Untuk Orang Yang Masih Hidup, Seorang Pemimpin Menurut Islam, Cara Buang Sial supaya Cepat Dapat Jodoh, Cara Mandi Wajib Setelah Berhubungan Intim, Memanggil Khodam

 

KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO CARA SHOLAT, ATAU HUBUNGI: +62813 26 3333 28

Author -> konsultasisyariah.com

Komentar

0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments

Trending

Jangan lewatkan

0
Punya ide, saran atau kritik? Silakan berkomentar.x
()
x