31 C
Sidoarjo
BerandaJatimIDI: Pemanfaatan Ganja Medis Masih Perlu Kajian Mendalam Demi Keselamatan Penderita

IDI: Pemanfaatan Ganja Medis Masih Perlu Kajian Mendalam Demi Keselamatan Penderita

dr. M. Adib Khumaidi, SpOT Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengatakan penggunaan ganja medis saat ini masih memerlukan pengkajian yang mendalam guna memastikan keamanan serta keselamatan Penderita.

“Kita harus benar-benar mengkaji ini disebabkan setiap apa pun yang diberikan pada kita, apalagi yang sifatnya medicine, pasti akan ada namanya efek samping serta itu tetap harus jadi perhatian kita,” kata Adib Selesai pembukaan Konferensi Asosiasi Dokter Medis Sedunia di Jakarta, Senin (4/7/2022).

Adib melanjutkan, obat baru harus berbasis pada bukti klinis. Menurut dia, perlu dikaji apakah obat tersebut dapat dijadikan sebagai obat utama, obat pendukung yang diberikan bersamaan dengan obat lain, atau obat alternatif jika pengobatan sebelumnya tidak berhasil.

“Ini yang harus kita pahami disebabkan dalam penatalaksanaan sebuah disease atau penyakit itu ada yang namanya golden standard, mana yang harus kita obati serta mana pengobatannya. Semuanya melewati proses berbasis bukti,” jelas Adib seperti dikutip dari Antara.

“Jadi kita harus benar-benar mengevaluasi dalam bentuk riset, disebabkan kepentingan kita saat ini ialah keselamatan Penderita,” tegasnya.

Adapun proses riset tersebut, kata Adib, meliputi berbagai tahapan termasuk pengumpulan jurnal-jurnal ilmiah yang sudah ada untuk dijadikan referensi, analisis data, hingga tahap uji klinis.

Adib kemudian mengatakan bahwa IDI siap berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan untuk berkolaborasi membuat satu kajian ilmiah mengenai ganja medis.

“Bersama Kementerian Kesehatan, kami siap untuk berkolaborasi, untuk benar-benar membuat satu kajian based on research mengenai ini. Tapi yang paling penting, tentunya pengobatan-pengobatan yang sudah menjadi golden standard pun harus kita lakukan,” ujar Adib.

“Saya kira nanti kita juga dapat libatkan para pakar, seperti pakar farmakologi untuk melakukan pengkajian ini. Kemudian lembaga-lembaga riset, semuanya, saya kira akan dilibatkan,” pungkasnya.(dfn/rst)

Sumber -> Suara Surabaya

Komentar

0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments

Trending

Jangan lewatkan

0
Punya ide, saran atau kritik? Silakan berkomentar.x
()
x