29 C
Sidoarjo
BerandaJatimDPR minta BUMN Farmasi Punya Rencana Jelas Pengembangan Obat Herbal

DPR minta BUMN Farmasi Punya Rencana Jelas Pengembangan Obat Herbal

Intan Fauzi Anggota Komisi VI DPR RI berharap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) farmasi memiliki master plan yang jelas terhadap pengembangan obat herbal. Sebab, menurutnya, obat herbal telah dikenal di masyarakat sebagai bagian dari kearifan lokal yang bahan bakunya dapat terpenuhi dari dalam negeri.

“Herbal kita ini kita tahu bukan obat, disebabkan kriteria Badan POM (Pengawas Obat serta Makanan), obat itu harus menyembuhkan. Nah, master plan atau blueprint dari Biofarma ini ke mana mengenai herbal? serta kemudian berbicara investasi serta sebagainya, herbal itu kan tentu persiapannya panjang, sejauh mana investasi di peralatan, proses produksi sampai dipasarkan, seberapa lama?” Ujar Intan dalam keterangannya, Selasa (24/5/2022).

Legislator dari Partai Amanat Nasional (PAN) itu menjelaskan, masyarakat telah mengenal obat herbal sebagai bagian dari kearifan lokal yang bahan bakunya dapat diperoleh dari dalam negeri. Seperti rempah-rempah, kunyit, jahe, bawang putih serta sebagainya.

Maka dari itu, dia mengingatkan jangan sampai nantinya pengembangan obat herbal justru mempengaruhi kebutuhan rempah-rempah tersebut dalam kebutuhan pangan.

“Jangan sampai kita sudah investasi besar masuk ke bisnis herbal itu, tapi ternyata kita ketergantungan kembali lagi pada bahan baku impor. Apalagi saya dengar pemerintah sekarang sudah mengajukan herbal ini sebagai intangible heritage ke UNESCO, pengakuan bahwa herbal ini ialah milik Indonesia” tegasnya.

Lebih lanjut, Intan berharap pengembangan obat herbal nantinya betul-betul menghadirkan keuntungan buat negara.

“Jadi, harapannya jangan sampai hanya kosmetik di permukaan, tapi betul-betul BUMN ini harus mendapatkan keuntungan yang ujungnya tentu ialah dividen, pengembalian pada negara serta sebagainya,” harapnya.

Sementara itu, Nevi Zuairina Anggota Komisi VI DPR RI lainnya mengatakan Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan obat tradisional serta herbal. Hal itu merupakan aset berharga yang harus dikembangkan.

Sehingga, masyarakat Indonesia nantinya dapat tetap menjadikan obat tradisional serta herbal sebagai pilihan untuk jaga kesehatan dengan tetap sesuai standar.

“Apa saja usaha yang telah dilakukan Bio Farma untuk mengembangkan obat tradisional serta herbal ini? Sehingga masyarakat tetap menjadikan obat tradisional serta herbal untuk mengembangkan obat tradisional serta herbal ini, sehingga masyarakat tetap menjadikan obat tradisional serta herbal sesuai mutu serta kualitas yang tetap sesuai standar yang telah ditentukan menjadi salah satu pilihan dalam jaga kesehatan,” ungkap Nevi.(faz/rid)

Sumber -> Suara Surabaya

Komentar

0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments

Trending

Jangan lewatkan

0
Punya ide, saran atau kritik? Silakan berkomentar.x
()
x