27 C
Sidoarjo
BerandaJatimPantau Penyebaran Wabah PMK Di Mojokerto, Khofifah minta Hewan Ternak Tak Keluar...

Pantau Penyebaran Wabah PMK Di Mojokerto, Khofifah minta Hewan Ternak Tak Keluar Kandang

Wabah Penyakit kuku serta mulut (PMK) yang menyerang hewan ternak berkuku belah semakin meluas di Jawa Timur. Tak terkecuali di Mojokerto, tak sedikit hewan ternak yang terkonfirmasi positif terpapar virus tersebut, dilaporkan mati.

Untuk itu, Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur minta supaya adanya karantina kadang yang dilakukan, untuk mengantisipasi penyebaran wabah PMK ini.

Selain itu, pihaknya juga minta supaya dilakukan penyemprotan disinfektan di setiap titik pasar hewan selama dilakukan penutupan.

Hal itu dikatakan Khofifah saat melakukan kunjungan di kandang kelompok ternak Lembu Makmur yang ada di Desa Gunungsari, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, Rabu (11/5/2022). Ini seperti dilaporkan Fuad reporter Maja FM pada suarasurabaya.net

“Sebenarnya penanganannya hampir sama dengan Covid-19, bedanya ini menyerang sapi. Jadi kita harap adanya Isolasinya, termasuk karantinanya berbasis kandang. Jadi hewan ternak yang sudah ada symptomatic gejalanya, jangan ada yang dibawa keluar kandang serta sebaliknya, supaya tidak ada transmisi dari wabah PMK,” ungkapnya.

Dia berujar, penanganan Wabah Penyakit kuku serta mulut (PMK) di Jawa Timur terbilang cukup cepat. Yakni dengan pemberian suntikan terhadap setiap sapi yang terkonfirmasi dengan suntikan obat analgesik antipiritik (obat anti demam) antihistamin, vitamin serta antibiotik.

“Semoga proses ini dapat berjalan dengan baik. Satu lagi, penyemprotan disinfektan di semua pasar hewan yang ditutup juga akan di galakkan, sehingga saat kembali dibuka kandang bersih, hewan sudah sehat dapat kembali normal,” tegasnya.

Selain itu, pihaknya juga minta untuk ketersediaan obat dari Kementerian Pertanian (Kementan) supaya segera dimaksimalkan.

Khofifah juga berterima kasih pada Konsulat Jenderal (Konjen) Australia, yang juga turut melihat langsung kondisi peternak sapi di Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto ini.

“Terimakasih disebabkan dari pemerintah Australia akan membantu obat-obatan melalui Kementerian Pertanian, tapi misalnya kemudian dikoordinasikan ada yang langsung dapat dikirim langsung ke Jawa Timur juga lebih bagus, seperti antibiotik, analgesik serta vitamin,” terangnya.

Saat disinggung soal apakah wabah penyakit PMK pada ternak yang melanda wilayah di Jawa Timur, termasuk Mojokerto Raya akan diterapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB), Khofifah menyebut bahwasanya kebijakan tersebut merupakan otoritas pemerintah pusat.

“Kalau status (KLB) itu Kementerian Pertanian yang punya otoritas tetapi kita menangani secepat mungkin serta semaksimal mungkin dengan melibatkan Pusvetma (Pusat Venteriner Farma) di Surabaya,” tandasnya. (bil/ipg)

Sumber -> Suara Surabaya

Komentar

0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments

Trending

Jangan lewatkan

0
Punya ide, saran atau kritik? Silakan berkomentar.x
()
x