34 C
Sidoarjo
BerandaNasionalNusantaraLuncurkan Reksadana Baru, Mandiri Investasi Optimis Raih Dana Kelolaan Rp 65,7 T

Luncurkan Reksadana Baru, Mandiri Investasi Optimis Raih Dana Kelolaan Rp 65,7 T

JAKARTA – PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi), selaku perusahaan manajer investasi bagian dari Bank Mandiri Group, optimistis sepanjang tahun ini, mampu meraih dana kelolaan investasi sebesar Rp 65,7 triliun. Jumlah tersebut meningkat sebesar Rp 1 triliun, dari total dana investasi yang dikelola perusahaan pada tahun lalu, sebesar Rp 64,7 triliun.

untuk mencapai target tersebut, dalam waktu dekat Mandiri Investasi akan meluncurkan sebanyak delapan produk reksadana baru, yang terbagi ke dalam berbagai kelas asset. Pada kelas aset Pasar Uang, Mandiri Investasi akan merilis produk Reksa Dana Pasar Uang USD. Kemudian dari Saham Offshore akan dirilis Reksa Dana Asian Equity USD. Lantas, untuk kelas asset indeks, sedang dipersiapkan produk Reksa Dana Index FTSE, bertema Environmental, Social & Corporate Governance (ESG), yaitu investasi yang fokus ke sektor industri berkelanjutan.

“Peluncuran produk reksa dana baru tersebut, bertujuan memberikan solusi investasi yang inovatif, mengingat kebutuhan nasabah yang terus berubah, sekaligus menambah varian produk yang sudah ada di Mandiri Investasi,” ucap Direktur Utama PT Mandiri Manajemen Investasi Aliyahdin Saugi yang kerap dipanggil Adi, pada acara Mandiri Investasi Market Outlook 2022.

Peluncuran berbagai produk investasi tersebut, menurut Adi, telah melalui proses riset serta analisa, terhadap kinerja berbagai instrumen investasi serta pola investasi nasabah. Berdasarkan proyeksi perusahaan, proporsi investasi dari investor individu tahun ini didominasi oleh reksa dana Open End. Sementara, investor institusi lebih bersikap konservatif, dengan proporsi 50:50.

Adi optimistis, seluruh produk investasi baru tersebut akan mendapat sambutan positif, baik dari investor institusi maupun individu. Salah satu indikatornya ialah, adanya peningkatan dana kelolaan dari investor dalam negeri serta investor asing khususnya asal Singapura ke pasar investasi Indonesia. Tahun ini, investor dari Singapura yang hendak berinvestasi melalui Mandiri Investment Management Singapore (MIMS) diperkirakan meningkat, mencapai 16% dari portfolio investasi Mandiri Investasi secara konsolidasi. Sejumlah produk reksa dana baru itu melengkapi berbagai produk investasi yang ada.

Strategi investasi yang dilakukan perusahaan selama ini terbukti memberikan imbal hasil investasi optimal pada nasabah. Mandiri Investasi fokus pada kelas asset yang memberikan imbal hasil berkelanjutan serta menitikberatkan ke sektor industri yang peduli terhadap lingkungan, kemajuan sosial serta memiliki corporate governance berstandar tinggi. Mandiri Investasi juga memiliki kapabilitas mumpuni dalam melakukan diversifikasi portofolio nasabah, untuk mendapatkan imbal hasil optimal.

Terkait kondisi ekonomi serta investasi di Indonesia pada tahun ini, Adi meyakini masih memiliki potensi bertumbuh yang cukup baik kendati kondisi ekonomi serta politik global berada dalam tekanan imbas dari ketegangan geopolitik global yang meningkat akibat invasi Rusia ke Ukraina.

“Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menjadi indikator masuknya investasi asing ke pasar modal, pekan lalu sempat menyentuh level psikologis di 7.000. Hal itu menunjukkan bahwa upaya pemerintah serta stakeholder lainnya dalam memulihkan kondisi perekonomian serta investasi Indonesia, dinilai positif oleh investor asing,” ungkapnya.

Trend positif tersebut tak lepas dari keberhasilan Pemerintah menangani pandemi Covid-19 dengan pelaksanaan vaksinasi secara massif serta pengelolaan pola pergerakan masyarakat. Termasuk di dalamnya ialah keberhasilan Pemerintah dalam menangani dampak pandemi dengan berbagai macam stimulus serta kebijakan yang tepat sasaran.

Pada kesempatan tersebut, Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin menyatakan bahwa program pemulihan ekonomi nasional yang dilakukan pemerintah untuk melindungi masyarakat serta memulihkan ekonomi dari dampak negatif Covid-19, dinilai telah berjalan efektif. Perekonomian Indonesia sudah mulai bergerak, merujuk pada pertumbuhan ekonomi 2021 yang mencapai 5,02%. Kendati demikian, selama pandemi masih ada, maka ketidakpastian pada pemulihan ekonomi juga masih tinggi.

Oleh disebabkan itu, dibutuhkan kewaspadaan serta disiplin terhadap pelaksanaan prosedur kesehatan tetap harus dipatuhi. supaya pandemi dapat dikendalikan serta dapat berubah menjadi endemi. “Transisi dari pandemi menjadi endemi, diharapkan dapat menggiatkan sektor ekonomi dari hulu ke hilir. Pemulihan ekonomi nasional ialah tugas kita bersama, membutuhkan sinergi berbagai pihak, demi mewujudkan ekonomi yang terus tumbuh,” ucap Budi.

Komisaris Utama Bank Mandiri Chatib Basri, yang menjadi salah satu pembicara, turut menyatakan bahwa dengan penanganan covid-19 yang berjalan baik, maka pada semester kedua tahun ini diharapkan ekonomi akan mulai membaik. tetapi, dampak dari perang Rusia vs Ukraina supaya dapat disikapi hati-hati oleh pemerintah.

Managing Partner Verdhana Sekuritas Heriyanto Irawan optimistis, kondisi perekonomian Indonesia memiliki peluang besar untuk tumbuh secara signifikan. Kuncinya ialah transformasi yang dilakukan pemerintah, salah satunya dengan melakukan hilirisasi mineral. Hal itu terbukti memberikan nilai tambah, serta meningkatkan pendapatan negara dari ekspor mineral yang telah diolah lebih lanjut, ketimbang mengekspor raw material. Peningkatan devisa dari ekspor komoditas itu membuat rupiah stabil, serta dapat membiayai pembangunan. (*/jay)

Sumber »

Komentar

0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments

Trending

Jangan lewatkan

0
Punya ide, saran atau kritik? Silakan berkomentar.x
()
x