27 C
Sidoarjo
BerandaNasionalNusantaraDinkes Tracing 36 Siswa serta 56 Guru SMAN 22 Surabaya disebabkan Kasus...

Dinkes Tracing 36 Siswa serta 56 Guru SMAN 22 Surabaya disebabkan Kasus Covid

SURABAYA – Pembelajaran tatap muka (PTM) yang dimulai pada 10 Januari lalu ternyata tidak sepenuhnya mulus. Sebab, virus corona masih terus mengancam. SMA Negeri 22 Surabaya terpaksa meliburkan siswanya lantaran ada peserta didik yang terkonfirmasi positif Covid-19. tetapi, tidak ada lockdown di SMA yang berlokasi di Balas Klumprik, Wiyung, Surabaya, itu.

Pemkot Surabaya melalui dinas kesehatan (dinkes) langsung memberikan intervensi pada para siswa SMAN 22 Surabaya. Kadinkes Kota Surabaya Nanik Sukristina mengatakan, pihaknya sudah melakukan tes swab untuk para siswa yang satu kelas dengan peserta didik terpapar Covid-19 di SMAN 22 Surabaya. Swab PCR tersebut dilakukan oleh puskesmas setempat.

“Kami lakukan swab serta tracing ke bawah dari seluruh siswa serta guru. Termasuk keluarga siswa yang terpapar tersebut,” kata Nanik, Selasa (18/1).

Total siswa yang diswab sebanyak 36 orang dalam satu kelas serta 56 guru. Selain itu, pihak dikes juga melakukan tracing pada para keluarga siswa serta guru. “Semua sudah diswab. Hasilnya belum keluar,” katanya.

Kini, salah seorang siswa kelas 11 tersebut sedang menjalani isolasi di salah satu rumah sakit (RS) di Surabaya. “Hasil positif swab PCR keluar Senin (17/1). Lalu Penderita langsung dirawat di rumah sakit,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, siswa yang terpapar Covid-19 itu tidak melakukan perjalanan ke luar Kota Surabaya. ”Hanya di Surabaya. Nggak pergi ke luar kota,” terangnya.

Gara-gara kasus positif Covid-19 itu, SMAN 22 Surabaya memutuskan untuk meliburkan seluruh siswanya. Nanik menjelaskan, sesuai dengan surat keputusan bersama (SKB) empat menteri, maka sekolah bersangkutan akan diliburkan selama empat hari. Sembari melihat perkembangan selanjutnya.

Pihak dinkes juga terus melakukan pemantauan seluruh sekolah di Kota Surabaya. Termasuk swab rutin secara acak. “Monitoring serta evaluasi kita jalankan. Swab setiap bulan sekali untuk siswa yang mengikuti PTM,” katanya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan proses belajar mengajar akan berjalan secara normal kembali pada Rabu (19/1) ini. tetapi, satu kelas yang terdapat siswa terkonfirmasi positif pembelajaran dilakukan secara daring (online).

Khofifah juga minta semua pihak untuk melakukan kesiapsiagaan berganda. Sebab, virus Covid-19 varian Omicron yang sudah terkonfirmasi di Jawa Timur. Menteri Koordinator Maritim serta Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Panjatitan sebelumnya mengkhawatirkan akan ada kenaikan kasus Covid-19 pada bulan Februari akibat varian Omicron.

“Yang disampaikan Menkomarves tidak hanya Provinsi Jawa Timur, tetapi seluruh provinsi di Indonesia. Pak Luhut memberikan warning pada seluruh kepala daerah untuk melakukan kewaspadaan berganda,” jelasnya.

Ketua Satgas Covid-19 SMAN 22 Aziz mengatakan, pembelajaran pada Rabu (18/1) dilakukan jarak jauh atau secara daring. “Tidak ada lockdown, semua guru masuk,” katanya.

Azis mengatakan, siswa yang positif Covid-19 tersebut awalnya mengeluh demam. Kemudian orang tuanya mengajak untuk tes swab PCR mandiri. Hasilnya positif. “Nah, untuk teman sekelas berjumlah 35 siswa serta semua guru SMAN 22 menjalani swab di Puskesmas Balas Klumprik. Langkah ini untuk mengantisipasi supaya virus tidak menyebar,” katanya. (mus/rmt/rek)

Sumber »

Komentar

0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments

Trending

Jangan lewatkan

0
Punya ide, saran atau kritik? Silakan berkomentar.x
()
x