32 C
Sidoarjo
BerandaNasionalNusantaraKasus Omicron di Jawa Timur Jadi Delapan Penderita

Kasus Omicron di Jawa Timur Jadi Delapan Penderita

SURABAYA – Kasus Penderita konfirmasi Omicron di Jawa Timur kini menjadi delapan orang. Hasil pemeriksaan 18 sampel Whole Genome Sequencing (WGS) di Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga (Unair) diketahui tujuh orang terkonfirmasi positif Omicron.

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur dr Erwin Astha Triyono mengatakan, lima Penderita berasal dari Surabaya. Kemudian satu orang dari Kota Malang serta satu orang lagi dari Kabupaten Malang. “Lima Penderita dari Surabaya tersebut (4 tahun) laki-laki, FP (32) perempuan, AR (4) laki-laki, QIZ (2) perempuan, serta FI (61) perempuan. Satu orang dari Kota Malang, yaitu MA (40) laki-laki, serta satu orang dari Kabupaten Malang, LI (29) perempuan,” ungkapnya, Minggu (16/1).

Erwin menambahkan, dari delapan Penderita yang terkonfirmasi positif Omicron, tiga orang sudah dinyatakan sembuh berdasarkan dua kali hasil Polymerase Chain Reaction (PCR) negatif. Sehingga saat ini tinggal lima orang yang masih positif Omicron. Satu orang sedang menjalani perawatan di tempat isolasi terpusat (isoter) serta empat orang lainnya melakukan isolasi mandiri dengan telemedicine. “Seluruh Penderita hanya mengalami gejala ringan atau tanpa gejala,” terangnya.

Menurut dia, dari 18 Penderita tersebut, delapan 8 orang dinyatakan positif Omicron, sedangkan Sembilan orang positif varian Delta. Satu orang positif varian lokal. “Artinya, Delta masih menjadi ancaman. meski demikian, akhir-akhir ini Jatim alhamdulillah masih aman. Kalau tidak salah ada 21 kasus baru tanpa kematian. Kami harap angka 21 ini tidak bertambah serta terus berkurang. Tetap jaga protokol kesehatan,” tuturnya.

Terkait dengan temuan ini, Erwin mengimbau masyarakat supaya tetap waspada serta tidak melakukan perjalanan ke luar daerah jika tidak ada keperluan mendesak. Selain itu, protokol kesehatan 6M harus dijalankan secara disiplin. serta, yang tidak kalah penting, percepatan vaksinasi dosis lengkap bagi seluruh masyarakat, vaksinasi pada anak usia 6-11 tahun, serta vaksinasi booster yang diprioritaskan bagi lansia serta masyarakat rentan.

“Penting sekali bagi kita untuk saling jaga orang-orang terdekat supaya tidak tertular Covid-19, terlebih dengan adanya varian Omicron saat ini. Jadi, saya tegaskan kembali supaya tetap jalankan protokol kesehatan 6M secara disiplin serta lakukan vaksinasi dosis lengkap untuk melindungi diri serta kebaikan kita bersama,” jelasnya.

Sementara itu, Badan Pengawas Obat serta Makanan (BPOM) sudah menerbitkan izin penggunaan darurat Molnupiravir sebagai obat Covid-19. Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito mengatakan, izin tersebut diterbitkan berdasarkan hasil evaluasi uji klinik bersama Tim Pakar Komite Nasional Penilai Obat serta asosiasi klinisi serta Kementerian Kesehatan.

“Hasil evaluasi dari aspek keamanan, penggunaan Molnupiravir relatif aman serta efek sampingnya dapat ditoleransi,” katanya

Efek samping yang paling sering dilaporkan antara lain mual, sakit kepala, mengantuk, nyeri abdomen serta nyeri orofaring. Kemudian, hasil uji klinik serta non klinik, Molnupiravir tidak menyebabkan gangguan fungsi hati.

“Terkait efikasi, hasil uji klinik fase tiga menunjukkan Molnupiravir dapat menekan risiko orang yang positif Covid-19 dirawat di rumah sakit. Selain itu, Molnupiravir mengurangi risiko kematian sekitar 30 persen pada Penderita bergejala sedang, serta 24,9 persen pada Penderita bergejala ringan,” katanya.

Penny menyebut Molnupiravir dapat dipakai untuk pengobatan infeksi Covid-19 ringan sampai sedang pada Penderita berusia 18 tahun ke atas yang tidak memerlukan oksigen medis, atau berisiko mengalami gejala berat. Obat berbentuk kapsul 200 miligram itu diberikan dua kali sehari sebanyak empat kapsul selama lima hari. (mus/rek)

Sumber »

Komentar

0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments

Trending

Jangan lewatkan

0
Punya ide, saran atau kritik? Silakan berkomentar.x
()
x